
Penyempurnaan oleh guru pada prinsipnya adalah proses 'pengumpulan' tenaga murni anda yang sebagian masih tersebar ke tempat (wadah) yang benar yaitui disekitar solar plexus alias diletakkan pada 'kantong' yang sesuai sehingga memudahkan koordinasinya. Yang kedua adalah proses 'pembersihan / pembukaan' semua saluran2 energi diseluruh tubuh yang masih terhambat karena sebab2 tertentu (latihan gerak yang tidak benar, adanya penyakit2 tertentu maupun 'kurangnya himpunan yang dimiliki' - dalam hal terakhir biasanya guru akan memberi 'hadiah' tenaga tambahan). Bagaimana ini terjadi ? Bayangkan bahwa guru adalah sebuah magnet yang besar dan anda (murid) juga magnet namun kecil, dengan 'menggosokkan' dirinya kepada anda maka daya magnetis anda akan bertambah dan berkumpul pada satu titik. Dengan cara demikian maka setiap murid akan mempunyai 'standar' yang sama untuk melanjutkan 'pendidikan' ke tahap berikutnya. Selain memudahkan anda untuk lebih 'memahami, mengenali dan merasakan' juga akan sangat membantu para pelatih pada tahap latihan berikutnya. Barulah setelah itu, pada tahap selanjutnya anda akan mampu mengendalikan, merasakan serta bisa mengenali fungsi masing2 jurus. Anda harus mengulang2 latihan ini sampai mampu merasakan sebelum mengikuti tahapan selanjutnya - kalo memaksa percuma, nggak bermanfaat karena nggak tau / nggak merasakan jurus2 berikutnya itu berfungsi sebagai apa : penyembuhan, perlindungan, penyerangan maupun mengukur / mendeteksi kekuatan lain - diri sendiri ... dsb. Yang sering / biasanya terjadi adalah : karena banyaknya murid, tidak sempat pelatih memperhatikan atau membimbing satu persatu sehingga kalo anda 'tertinggal' dari yang lain itu sudah resiko dan 'seleksi alam' namun mereka juga tidak bisa mengeluarkan anda begitu saja sampai anda bosan berusaha sendiri dan mundur dengan sendirinya karena merasa nggak ada kemajuan berarti padahal kayaknya rekan2 seangkatan sudah pada 'melejit'. Kalaupun ada yang nekat melanjutkan, gengsi atau sudah terlanjur 'nyombong' sebelumnya akan membohongi diri sendiri dengan pura2 bisa atau mulai melakukan penyimpangan2 agar bisa 'menutup kekurangannya' di mata rekan2 dan pelatih.
|